Dulu, Jimmy merasa tergantung kepada Martin. Selama bertahun-tahun, Martin selalu menjadi sosok sahabat bagi Jimmy, namun akhir-akhir ini, Jimmy curiga bahwa sebenarnya Martin kerap memanfaatkan, memanipulasi dirinya. Kapan pun mereka bergaul dengan orang lain, Jimmy selalu merasa bahwa Martin memaksanya untuk merasa, bersikap, dan berpikir dengan cara tertentu.
Hal ini berlangsung dalam waktu yang cukup lama. Semakin hari, segalanya semakin bertambah buruk. Hingga akhirnya, Jimmy sampai pada titik bahwa keberadaan Martin membuatnya tidak nyaman dan terkekang. Jimmy begitu mengidamkan kebebasan … untuk menyuarakan apa yang benar-benar ia ingin katakan. Namun keberanian tidak pernah datang padanya … hingga suatu hari.
Jimmy, dengan segala keberanian dan keinginan yang sebelumnya selalu terkubur, mengacungkan kedua jari tengahnya ke wajah martin. Dengan suara menggelegar penuh amarah dan rasa frustasi yang selalu terpendam, dia berteriak:
“Persetan! Aku sudah muak selalu kau manipulasi, bajingan!”
Orang-orang dewasa di bangku penonton segera menutup telinga anak-anak mereka. Perasaan tercengang dan terguncang bercampur. Mengingat bahwa pertunjukan di depan mereka seharusnya bisa dinikmati oleh semua umur, membuat mereka tak menyangka akan mendengar makian kasar dari sana.
Martin, sang ventriloquist, merasa lebih ngeri dari siapapun juga.
0 komentar:
Posting Komentar